Minggu, 01 November 2009

Tugas Komunikasi Massa

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA
SEKOLAH KOMANDO KESATUAN


STUDI KEPUSTAKAAN
TENTANG
KOMUNIKASI MASSA

1. Surat Kabar Media Indonesia dan Sindo. Hal-hal yang berhubungan dengan Media Indonesia dan Sindo, antara lain sebagai berikut :

a. Media Indonesia

1) Surat Kabar Media Indonesia terbit perdana pada tanggal 19 Januari 1970 dan baru terbit 4 halaman. Alamat kantornya di Jl. MT. Haryono, Jakarta. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia.

2) Pada tahun 1976, surat kabar Media Indonesia ini kemudian berkembang menjadi 8 halaman. Sementara itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha.

3) Pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas untuk bekerja sama dengan semboyan : “kekuatan pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan semangat”. Maka pada tahun tersebut lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru di bawah PT. Citra Media Nusa Purnama.

4) Di Perusahaan yang baru ini Surya Paloh sebagai Direktur Utama sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan redaksi dipindahkan ke Jl. Gondandia Lama No. 46 Jakarta.

5) Bertepatan dengan usianya ke 25 Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu atap, Redaksi, Usaha, Percetakan, Pusat Dokumentasi Perpustakaan, Iklan, Sirkulasi dan Distribusi serta fasilitas penunjang karyawan. Sejarah panjang serta motto “Pembawa Suara Rakyat” yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit pegangan sampai kapan pun.

6) Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Terjun pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada “benang merah”, yaitu dalam karakter kebangsaannya. Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/84 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.

7) Tahun 1997, Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Besar di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah memimpin beberapa harian dan majalah, serta menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara, oleh Surya Paloh dipercayai untuk memimpin harian Media Indonesia sebagai Pemimpin Redaksi. Saat ini Djafar H. Assegaff dipercaya sebagai Corporate Advisor. Para pimpinan Media Indonesia saat ini adalah Direktur Utama dijabat oleh Rahni Lowhur Schad, Direktur Pemberitaan dijabat oleh Saur Hutabarat dan dibidang usaha dipimpin oleh Alexander Stefanus selaku Direktur Pengembangan Bisnis.

8) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kehadiran Media Indonesia tidak lepas dari latar belakang ideologi ataupun aliran dari pendirinya, dalam hal ini pendiri Media Indonesia yaitu Teuku Yousli Syah dan Surya Paloh yang beraliran kebangsaan.

b. Seputar Indonesia. Surat kabar Seputar Indonesia terbit di Jakarta dan beredar di kawasan Jabodetabek. Sebetulnya berita yang disajikan oleh harian ini tidaklah terlalu berbobot dan hanya memuat hal-hal yang ringan saja. Untuk menarik perhatian calon pembacanya, strategi yang diterapkan oleh harian ini adalah dengan menampilkan warna-warna yang mencolok di halaman muka, ”head line” serta judul berita yang dicetak dengan tulisan berukuran besar. Format ini kemudian banyak ditiru oleh koran-koran lain di ibukota dan kemudian menular ke seantero negeri ini, baik dari sisi ukuran maupun konten dan tata letak. sebagian besar berisi berita kriminal, berita-berita hiburan dan berita mengenai politik di dalam negeri. Pada saat ini Harian Seputar Indonesia diterbitkan oleh Media Nusantara Informasi, dengan susunan organisasi dan keredaksian adalah sebagai berikut:

1. Pemimpin Umum : Harry Tannoesudibyo
2. Wakil Pemimpin Umum : Syarif Nasution
3. Wakil Pemimpin Perusahaan : David Fernando Audy.
4. Pemimpin Redaksi :Sururi Alfaruq.
5. Redaktur Pelaksana :Nevy AN Hertary
6. Wakil Redaktur Pelaksana :Alex Aji Saputra.
7. Redaktur :Achmad Faisal.
8. Asisten Redaktur : Abdul Haris.
9. Reporter : Adam Prawiro
10.Manager Litbang : Wiendy Hapsari.
11. Koordinator Editor Bahasa : Jaelani Ali Muhammad.
12. Koordinator Fotografer : Aziz Indra.
13.Penerbit : PT. Media Nusantara Informasi.
14. Penerbit : PT. Citra Media Nusa Purnama.

2. Salah satu edisi Media Indonesia memuat laporan mendalam tentang kunjungan/safari politik Surya Paloh ke berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi Ketua Umum Golkar pada Munas Golkar. Sementara hari yang sama SINDO memuat tentang bantahan dan PRO (Manajer Humas) TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun televisi swasta yang berlokasi di TMII itu berada di ambang bangkrut dan mismanajemen. Menurut prespektif teori Agenda setting dalam kedua pemberitaan tersebut antara lain :

a. Agenda Media. Agenda harus diformat, proses akan memunculkan masalah bagaimana agenda media ini terjadi pada waktu pertama kali dengan dimensi yang berkaitan, antara lain :

1) Visibility, yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita.

2) Audiensce Salience (tingkat menonjol bagi khalayak), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.

3) Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

b. Agenda Khalayak. Agenda media dalam banyak hal mempengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Pernyataan ini memunculkan pertanyaan, seberapa besar kekuatan media mampu mempengaruhi agenda publik dan bagaimana publik itu melakukannya. Dimensi yang berkaitan antara lain :

1) Familiriarity (keakraban), yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.

2) Personal salience (penonjolan pribadi), yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi.

3) Favorability (kesenangan), yakni pertimbangan senang atau tidak akan topik berita.

c. Agenda Kebijakan. Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting bagi individu. Dimensi yang berkaitan antara lain :

1) Support (dukungan), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

2) Likelihood of action (kemungkinan kegiatan), yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diharapkan.

3) Freedom of action (kebebasan bertindak), yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu-isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Dua asumsi mendasar dari teori ini adalah :

a. Pers dan media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.

b. Media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya.

Sedikit banyaknya media memberikan pengaruh kepada publik mengenai isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya. Salah satu aspek yang paling penting dari konsep agenda setting ini adalah masalah waktu pembingkaian fenomena-fenomena tersebut.

Ide dasar pendekatan Agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”.

Dalam studi pendahuluan tentang Agenda Setting, McCombs dan Shaw (1972) menunjukkan hubungan di antara beberapa surat kabar tertentu dan pembacanya dalam isu-isu yang dianggap penting oleh media dan publik. Jenjang pentingnya isu publik ini disebut sebagai salience. Akan tetapi, studi ini sendiri bukanlah Agenda Setting seperti yang kita maksudkan, karena arah penyebabnya tidaklah jelas. Baik media ataupun publik bisa saja menimbulkan kesepakatan tentang jenjang isu-isu publik.

Dengan pendekatan ini dapat kita analisa kecenderungan pemberitaan dari kedua harian tersebut, bahwa Media Indonesia dirikan oleh Surya Paloh sehingga segala kegiatan yang dilakukan oleh Surya Paloh terlebih dalam kepentingan politiknya akan diangkat secara besar-besaran dikarenakan hal ini merupakan wujud dari dukungan Media Indonesia kepada sang pendirinya.

Sedangkan Sindo memuat tentang bantahan dan PRO (Manajer Humas) TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun televisi swasta yang berlokasi di TMII itu berada di ambang bangkrut dan mismanajemen. Hal ini dalam upaya untuk menutupi pandangan buruk dari khalayak umum akan keburukan salah satu organisasi yang berada di bawah satu atap dengan Sindo.

3. Studi Kasus. Pada acara sertijab Kasau (bintang 4), Dispenau mengundang wartawan untuk meliputi kegiatan yang tentu saja menurut kalangan TNI AU sangat penting. Namun ternyata jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara sertijab Kapolda Jaya (bintang 2). Mengapa hal itu bisa terjadi?

Jawab :

Serah terima jabatan Kasau bagi kalangan TNI Angkatan Udara tentunya merupakan suatu berita yang penting penting dalam lingkungan TNI Angkatan Udara, tapi bagi masyarakat umum bukan merupakan berita yang penting, karena ketidak tahuan masyarakat mengenai TNI Angkatan Udara, sehingga pada saat terjadinya serah terima jabatan Kasau banyak para wartawan yang tidak hadir untuk meliput kegiatan tersebut, namun pada waktu yang bersamaan telah terjadi sertijab Kapolda Jaya, dimana pada saat itu banyak wartawan yang hadir. Pelaksanaan mengenai sertijab Kapolda Jaya jauh lebih terkenal di bandingkan dengan sertijab Kasau, karena masyarakat lebih mengetahui apa itu Kapolda Jaya. Untuk mempermudah menganalisa kejadian pemberitaan yang dianggap tidak seimbang tentang sertijab Kasau dibandingkan dengan sertijab Kapolda Jaya, maka kita harus mengerti nilai suatu berita dipandang dari perspektif dunia jurnalistik / pers. Berdasarkan A.S. Haris Sumandiria dalam bukunya “Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature “, nilai berita dapat dibagi menjadi 11 nilai yaitu : keluarbiasaan, kebaruan, akibat, aktual, kedekatan, informasi, konflik, orang penting, ketertarikan manusiawi, kejutan dan seks. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Semakin besar suatu peristiwa semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkan. Berita adalah sesuatu yang baru. Apa saja perubahan penting yang terjadi dan dianggap berarti. Dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal yaitu seberapa banyak khalayak yang terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengena kepada khalayak atau tidak. Berita adalah apa yang terjadi hari ini, apa saja yang belum diketahui, tentang apa saja yang akan terjadi hari ini atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian yang berbeda dengan opini sebelumnya sehingga opini itu mengandung informasi penting dan berarti. Berita adalah kedekatan, baik secara geografis maupun psikologis. Informasi yang diberikan harus bermanfat bagi khalayak. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan. Berita bisa membawa sebuah kejutan yang tidak pernah terduga. Dari teori nilai berita diatas maka kita dapat mengambil beberapa nilai sebagai analisa terhadap kejadian pemberitaan yang tidak berimbang. Beberapa nilai berita yang dapat kita ambil ialah : keluarbiasaan, kebaruan, akibat, aktual, kedekatan dan informasi. Ditinjau dari beberapa segi nilai di atas maka dapat dilihat bahwa sertijab Kasau belum merupakan sesuatu yang luar biasa dan merupakan perubahan penting yang berdampak bagi masyarakat secara umum. TNI AU yang secara umum tugasnya jarang bersentuhan dengan masyarakat maupun khalayak memang tidak mempunyai kedekatan secara emosional dan sosial terhadap mayoritas masyarakat atau khalayak pada umumnya. Sehingga wajar apabila pergantian-pergantian pejabat di TNI AU, apalagi yang asing dan tidak bersentuhan langsung dengan khalayak, tidak memiliki arti nilai berita yang cukup penting karena dianggap tidak akan banyak membawa pengaruh kepada kepentingan kehidupan sosial masyarakat. Sedangkan pergantian Kapolda Jaya dianggap sesuatu yang luar biasa dan akan berdampak penting bagi masyarakat dikarenakan bidang tugas mereka yang akan selalu berhubungan dengan masyarakat umum. Masyarakat pun sangat membutuhkan informasi tersebut sehubungan dengan kepentingan kehidupan sosial yang akan banyak bersinggungan dengan Kapolda Jaya. Dari segi inilah maka nilai berita pergantian Kapolda Jaya dianggap lebih penting karena akan memberikan pengaruh terhadap masyarakat secara umum.

4. Menurut Anda, topik atau isu apa di lingkungan TNI AU yang bisa ‘dijual’ kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media? Langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga TNI AU makin populer di tengah-tengah masyarakat?

Jawab :
Menurut saya, topik atau issue di lingkungan TNI AU yang bisa "dijual" kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media adalah

a. Kekuatan dan kemampuan TNI AU. Kekuatan dan kemampuan TNI AU yang sarat dengan teknologi modern/canggih merupakan berita yang apabila dikemas dan disajikan dengan baik sangat memiliki potensi untuk dijual kepada publik. Pemberitaan yang berkembang saat ini hanya menonjolkan TNI AU yang hannya memboroskan anggaran negara hanya untuk membeli dan merawat pesawat, sedangkan peranya dalam pertahanan masih kurang menjadi pemberitaan. Secara selektif dan tidak menyangkut hal-hal yang menjadi rahasia, kekuatan TNI AU yaitu seperti pesawat terbang (tempur, transport dan helikopter), rudal dan radar yang berteknologi canggih sebetulnya bisa menjadi berita yang menarik bagi masyarakat.

b. Perekrutan/penerimaan anggota TNI AU terutama penerbang. Perekrutan anggota TNI AU merupakan suatu lapangan kerja yang termasuk layak dan yang berkeinginan membina karier di TNI AU terbuka bagi masyarakat umum terutama untuk generasi muda. Masalah lapangan kerja merupakan hal yang dicari oleh masyarakat/generasi muda sehingga TNI AU dengan membuka lapangan kerja tersebut untuk umum. Generasi muda sekarang yang suka tantangan dalam hal pekerjaan/profesi, apalagi menjadi seorang penerbang militer merupakan suatu cita-cita yang didambakan.

c. Olah raga Dirgantara. Olah raga dirgantara bagi sebagian besar masyarakat kita adalah hal yang masih langkah. Sebenarnya masyarakat banyak yang tertarik untuk menggeluti olah raga dirgantara dengan jenis dan tantangan yang beraneka ragam. Masalahnya adalah sulitnya masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan ini, ditambah lagi dengan pengaruh lingkungan militer yang bagi sebagian masyarakat menjadi pertembangan tersendiri. Kalau TNI AU bisa lebih berani untuk mempromoskan hal ini lebih luas tidak menutup kemungkinan Ordirga akan menjadi salah satu olah raga yang akan populer dikemudian hari. Hubungannya dengan tugas TNI AU adalah dalam bidang BINPOTDIRGA, dimana melalui kegitan Ordirga kita dapat menarik minat dirgantara masyarakat yang lambat laun dapat kita pupuk untuk dijadikan sebagai kekuatan cadangan dan kekuatan pendukung TNI AU.

d. Kegiatan atau Latihan TNI AU. Kegiatan TNI AU seperti latihan-latihan yang dilaksanakan TNI AU seperti Latihan bersama, latihan operasi udara (Rajawali Perkasa, Jalak Sakti, Angkasa Yudha dan lain-lain), latihan survival yang bekerja sama dengan awak pesawat sipil/komersial merupakan berita menarik dan tentunya banyak masyarakat yang ingin mengetahui tentang kegiatan yang dilakukan TNI AU. Selain itu tentang kegiatan yang berhubungan dan pelayanan kepada masyarakat seperti Karya Bakti TNI AU, AMD, memberi pengobatan gratis pada masyarakat, khitanan masal secara gratis sehingga masyarakat akan lebih mengenal tentang TNI AU.

e. Pameran Kedirgantaraan. Dengan adanya pameran-pameran kedirgantaraan diharapkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat, sehingga kegiatan ini sangat bertpotensi untuk dijadikan berita yang menarik.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar TNI AU makin populer di tengah-tengah masyarakat adalah dengan sering melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat dari masyarakat untuk datang melihat dan ingin lebih mengetahui tentang TNI AU, selain itu Dinas Penerangan TNI AU maupun di Lanud-Lanud perlu lebih aktif mempromosikan kegiatan-kegiatan penting kepada wartawan dn meyakinkan bahwa berita tersebut layak untuk dijual. Bahkan sangat mungkin juga melibatkan wartawan agar di beri kesempatan untuk meliput operasi yang dilaksanakan TNI AU seperti pengamann terhadap pulau-pulau terluar yang ada dan menjadi permasalahan dengan Negara tetangga tentunya dengan hal-hal ini akan merangsang para kuli tinta untuk meliput kegiatan yang diadakan oleh TNI AU dalam mengamankan wilayah-wilayah terluar.




Jakarta, November 2009

Perwira Siswa




Agus Pudjianto, S.Si
Kapten Sus NRP 525869

Tidak ada komentar:

Posting Komentar